P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Sejarah Jadah Blondo, Kuliner Legendaris Solo dalam Pernikahan Adat Jawa

Sejarah Jadah Blondo, Kuliner Legendaris Solo dalam Pernikahan Adat Jawa

Sejarah dan Makna Budaya Jadah Blondo

Kota Solo, yang terletak di Jawa Tengah, dikenal sebagai kota yang kaya akan tradisi dan budaya. Salah satu bukti dari kekayaan tersebut adalah beragamnya kuliner tradisional yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satu makanan unik yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Jawa adalah Jadah Blondo.

Jadah Blondo merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan dan blondo, yaitu ampas hasil pembuatan minyak kelapa secara tradisional. Meskipun terlihat sederhana, makanan ini memiliki cita rasa gurih yang khas dan memuat filosofi yang dalam. Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, Jadah Blondo sering hadir sebagai bagian penting dalam acara pernikahan. Filosofinya menggambarkan persatuan dan kerukunan antara dua keluarga, seperti butiran ketan yang menyatu setelah ditumbuk menjadi satu adonan lembut.

Di pasar-pasar tradisional Solo seperti Pasar Gedhe, Jadah Blondo masih bisa ditemukan. Namun sayangnya, semakin sedikit orang yang memproduksi makanan ini dengan cara tradisional, sehingga menjadikannya semakin langka.

Bahan dan Proses Pembuatan Jadah Blondo

Proses pembuatan Jadah Blondo dimulai dari beras ketan yang dikukus hingga matang. Setelah itu, beras ketan dicampur dengan parutan kelapa yang juga dikukus. Keduanya kemudian ditumbuk hingga halus dan menyatu, membentuk adonan kenyal yang aromanya harum dari kelapa. Adonan ini kemudian dipotong kecil-kecil dan disajikan dengan taburan blondo di atasnya.

Blondo sendiri adalah ampas santan yang dihasilkan dari proses pembuatan minyak kelapa atau Virgin Coconut Oil (VCO) secara tradisional. Setelah santan dimasak selama beberapa jam, minyak dan ampas akan terpisah. Ampas berwarna kecokelatan dengan tekstur agak berminyak inilah yang disebut blondo. Rasanya gurih, sedikit manis, dan memiliki aroma khas kelapa yang kuat. Ketika berpadu dengan jadah ketan, rasa keduanya menjadi lezat dan menggugah selera.

Cara Menikmati Jadah Blondo

Jadah Blondo dapat dinikmati langsung, digoreng, atau dibakar sesuai selera. Beberapa orang menambahkan pelengkap seperti serundeng, tempe bacem, atau tiwul untuk meningkatkan cita rasanya. Selain itu, blondo juga sering dijadikan lauk sederhana bersama nasi hangat dengan tambahan cabai dan bawang putih.

Di Solo, seporsi Jadah Blondo biasanya terdiri dari enam potong jadah dengan taburan blondo di atasnya. Harganya sangat terjangkau, sekitar Rp5.000 per porsi, membuatnya tetap ramah di kantong meski tergolong kuliner langka.

Selain di Solo, di daerah lain seperti Kulonprogo juga dikenal Kethak Blondo, olahan serupa yang ditambah gula jawa sehingga rasanya manis seperti wajik. Bahkan, blondo juga digunakan dalam bumbu gudeg Yogyakarta untuk memperkaya rasa. Jadah Blondo tidak hanya sekadar makanan, tapi juga simbol dari kekayaan budaya dan tradisi yang perlu dilestarikan.

0

Posting Komentar