P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Bupati dan Wabub Klaten Buka Wisata Edukasi dan Ketahanan Pangan Bumdesa Jaya Janti

Featured Image

Peresmian Kawasan Wisata Edukasi dan Ketahanan Pangan Bumdesa Jaya Janti

Kawasan wisata edukasi dan ketahanan pangan Bumdesa Jaya Janti di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, baru saja diresmikan oleh Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo dan Wakil Bupati Benny Indra Ardhianto. Acara ini menjadi momen penting dalam pengembangan potensi lokal yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

Peresmian dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menunjukkan komitmen pemerintah daerah terhadap program pembangunan berkelanjutan. Bupati dan Wakil Bupati turut serta dalam panen melon, anggur, dan bawang merah. Mereka juga meninjau peternakan ayam, Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R), serta greenhouse Desa Janti. Selain itu, mereka melakukan tanam melon dan anggur, panen ikan nila, serta mengunjungi Loka Batari.

Seluruh kawasan tersebut dikelola secara mandiri oleh Bumdesa Jaya Janti. Ini merupakan bagian dari upaya penguatan ekonomi desa melalui pengembangan potensi lokal dan peningkatan ketahanan pangan. Dengan konsep yang terpadu, kawasan ini mencakup wisata, agrowisata, pengelolaan sampah, hingga pengembangan pertanian berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Bupati Hamenang menyampaikan apresiasi atas inovasi dan kerja keras seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam pengembangan Desa Janti. Menurutnya, kawasan ini menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata dapat dikoneksikan dengan agrowisata dan pengelolaan sampah. "Dari hulu sampai hilir, semuanya tertata dengan baik," ujarnya.

Bupati juga memberikan apresiasi atas langkah Desa Janti dalam menerapkan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memanfaatkan potensi lokal. "Alhamdulillah, Desa Janti sudah bisa menangkap program nasional MBG dengan menjadikan desa sebagai supplier. Telurnya dari desa, ini luar biasa," katanya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara desa, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kawasan wisata dan ketahanan pangan di wilayah Kecamatan Polanharjo. "Kami berterima kasih atas kerja keras seluruh pihak. Semoga ke depan melalui kolaborasi yang lebih kuat, kawasan wisata di Janti dan Polanharjo dapat semakin optimal, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan tentu saja kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.

Keunggulan Kawasan Wisata Edukasi Bumdesa Jaya Janti

Kawasan wisata edukasi Bumdesa Jaya Janti memiliki beberapa keunggulan yang patut diperhatikan:

  • Konsep Terpadu: Menggabungkan wisata, agrowisata, ketahanan pangan, dan pengelolaan sampah dalam satu kawasan.
  • Pengelolaan Mandiri: Dikelola langsung oleh masyarakat setempat, sehingga meningkatkan partisipasi dan kesadaran lingkungan.
  • Inovasi Lokal: Memanfaatkan potensi alam dan sumber daya lokal untuk mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Pengembangan Ekonomi: Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pengembangan wisata dan pertanian berkelanjutan.
  • Keberlanjutan Lingkungan: Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan efisien.

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Meski kawasan ini menunjukkan potensi besar, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kebutuhan akan infrastruktur yang lebih baik untuk menunjang kegiatan wisata dan pertanian. Selain itu, pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat setempat juga diperlukan agar mereka mampu mengelola kawasan secara optimal.

Namun, dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya, peluang untuk pengembangan kawasan ini sangat besar. Dengan adanya keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan penuh dari pemerintah daerah, Bumdesa Jaya Janti bisa menjadi model sukses dalam pengembangan wisata edukasi dan ketahanan pangan di Indonesia.

0

Posting Komentar