P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Indonesia, Kekayaan Warisan Islam Jadi Daya Tarik Wisata Muslim

Featured Image

Keunikan Warisan Islam Indonesia dalam Pengembangan Wisata Ramah Muslim

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang beragam, termasuk warisan Islam yang kaya dan unik. Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menekankan bahwa warisan ini memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik utama dalam pengembangan wisata ramah Muslim. Dengan menghadirkan pengalaman yang fokus pada nilai-nilai Islam, Indonesia bisa menarik perhatian wisatawan global yang mencari destinasi yang sesuai dengan keyakinan mereka.

Salah satu contoh warisan Islam yang patut diapresiasi adalah Masjid Raya Baiturrahman di Aceh, yang memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Selain itu, Masjid Istiqlal di Jakarta juga menjadi salah satu ikon wisata religius yang menarik banyak pengunjung. Tidak ketinggalan, Tari Saman yang diakui oleh UNESCO juga menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terkait dengan tradisi Islam di daerah tertentu.

"Warisan Islam Indonesia sangat kaya dan erat terjalin dalam identitas budaya kita. Kita harus mengenali, mengemas, dan mempromosikan harta karun ini sebagai pengalaman ramah Muslim yang unik, menampilkan identitas dan daya tarik kita kepada wisatawan global," ujarnya.

Meski begitu, Widiyanti menilai bahwa beberapa aspek utama perlu terus ditingkatkan agar pariwisata ramah Muslim Indonesia semakin menonjol. Tiga pilar utama yang menjadi fokus adalah:

  • Attractions (Daya Tarik): Menyediakan destinasi wisata yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim.
  • Accessibility (Aksesibilitas): Memastikan wisatawan mudah mengakses berbagai destinasi yang ditawarkan.
  • Amenities (Fasilitas): Memberikan fasilitas yang mendukung kebutuhan ibadah dan kenyamanan para pengunjung.

Kementerian Pariwisata telah melakukan berbagai upaya untuk memperkenalkan layanan pariwisata ramah Muslim di setiap pameran dagang utama. Tujuannya adalah untuk membawa berbagai daya tarik wisata tersebut lebih dekat kepada wisatawan internasional.

Selain itu, Kemenpar juga berkomitmen untuk memaksimalkan potensi 36 bandara internasional di Indonesia. Dengan demikian, lebih banyak wisatawan dapat langsung mengakses berbagai destinasi prioritas di Indonesia tanpa perlu melalui rute yang rumit.

Dalam hal visa, Indonesia kini memberikan akses bebas visa ke sejumlah negara tertentu, serta visa on arrival ke lebih dari 100 negara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai destinasi yang lebih mudah diakses bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Widiyanti juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki jaringan ibadah yang luas. Saat ini, masjid dan musala tersedia di berbagai tempat seperti bandara, pusat perbelanjaan, hingga kawasan wisata di seluruh Nusantara. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan lingkungan yang nyaman bagi wisatawan Muslim.

Selain itu, Kementerian Pariwisata juga sedang memperluas produk bersertifikat halal. Proyek percontohan di 20 desa wisata kini diperluas ke 1.500 desa di 15 provinsi. Dengan demikian, produk halal semakin mudah diakses oleh masyarakat dan wisatawan di seluruh Indonesia.

"Penerapan standar dan sertifikasi layanan ramah Muslim dilakukan untuk memastikan para wisatawan merasa aman, dan perhatikan di mana pun mereka berada. Pilar ini menjadi tuas strategis yang akan memandu kepemimpinan jangka panjang Indonesia dalam pariwisata ramah Muslim," tutup Widiyanti.

Posting Komentar

Posting Komentar