P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Aturan Sampah dan Pengurang Kemacetan di Pasar Seni ITB

Featured Image

Persiapan Pasar Seni ITB 2025 yang Menyasar Pengunjung Ratusan Ribu Orang

Pasar Seni ITB 2025 yang akan diadakan selama dua hari pada tanggal 18-19 Oktober mendatang diprediksi akan dikunjungi oleh ratusan ribu orang. Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam kalender budaya kota Bandung, namun juga membawa tantangan tersendiri terkait masalah lama yang masih ada hingga saat ini.

Salah satu isu utama yang muncul adalah kemacetan lalu lintas dan sampah. Kedua masalah ini sering kali menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Alumni, dan Administrasi ITB, Rikrik Kusmara, mengatakan bahwa pihaknya telah sepakat dengan walikota untuk melakukan pengurangan sampah sebanyak mungkin.

Aturan Sampah untuk Pengunjung

Panitia Pasar Seni ITB 2025 akan mengajak pengunjung untuk tidak menghasilkan sampah. Mereka dianjurkan membawa alat makan dan minum sendiri agar dapat mengurangi limbah. Pemilahan sampah akan dilakukan sejak awal, dan sampah organik akan diolah oleh peternak maggot atau larva dari lalat tentara hitam serta bekerja sama dengan komunitas lain.

Rikrik menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi isu sampah. “Kami berharap masyarakat memahami permasalahan sampah di Kota Bandung dan membantu mengurangi risiko menyampah selama Pasar Seni dengan disiplin pengendalian sampah,” ujarnya.

Selain itu, peserta yang berjualan juga dilarang menggunakan plastik sebagai bungkus belanjaan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses daur ulang dan mengurangi dampak lingkungan.

Tantangan yang Perlu Dihadapi

Dari hasil kajian citra pariwisata Kota Bandung 2025, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Adi Junjunan Mustafa menjelaskan bahwa daya tarik utama wisatawan adalah Bandung sebagai kota kreatif yang memiliki acara menarik, kuliner, dan warisan sejarah Asia-Afrika. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dijawab bersama, seperti kemacetan lalu lintas, kebersihan lingkungan, serta kurangnya promosi digital yang menjangkau seluruh wilayah kecamatan.

Lokasi Parkir dan Transportasi

Ketua Umum Panitia Pasar Seni ITB 2025, Zusfa Roihan, mengatakan bahwa potensi sampah selama dua hari festival diperkirakan mencapai lebih dari 4 ton. Sampah organik akan diolah melalui kolaborasi dengan peternak maggot dan komunitas lain. Selain itu, peserta yang berjualan juga dilarang menggunakan plastik sebagai bungkus belanjaan.

Untuk mengurangi kemacetan, panitia menyarankan pengunjung untuk berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum. Tidak ada tempat parkir resmi di dekat arena. Lokasi parkir yang disiapkan adalah di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) di Jalan Dipatiukur, Mal Bandung Indah Plaza, dan Balaikota Bandung.

Lokasi dan Jadwal Acara

Pada 18 Oktober 2025, lokasi Pasar Seni ITB akan dipusatkan di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Sementara itu, pada hari kedua, 19 Oktober, lokasi acara diperluas. Selain di Sabuga, acara juga akan digelar di dalam area kampus ITB dan sepanjang Jalan Ganesha, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Fitur dan Penawaran Acara

Tahun ini, Pasar Seni ITB akan menghadirkan 257 tenant seni, kuliner, dan kreatif, lima foodtruck, serta berbagai fasilitas interaktif seperti peta navigasi digital dan area interaksi komunitas. Ada juga merchandise eksklusif berupa t-shirt, totebag, bucket hat, pin, tumbler, hingga koleksi maskot resmi edisi khusus.

Panitia menargetkan sekitar 300-600 ribu orang akan datang ke festival ini. Dengan berbagai inovasi dan persiapan yang matang, Pasar Seni ITB 2025 diharapkan mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.

Posting Komentar

Posting Komentar