
Penutupan Grand Palace dan Wat Phra Kaew Selama Masa Berkabung Nasional
Pemerintah Thailand mengumumkan penutupan sementara Istana Agung (Grand Palace) dan Kuil Buddha Zamrud (Wat Phra Kaew) mulai tanggal 26 Oktober hingga 8 November 2025. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap Yang Mulia Ratu Sirikit, Ibu Suri, yang wafat akibat infeksi aliran darah pada Jumat malam, 24 Oktober 2025, di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn, Bangkok.
Dalam pernyataan resmi dari Biro Rumah Tangga Kerajaan, disebutkan bahwa penutupan kedua destinasi ikonik tersebut bertujuan untuk memberikan ruang bagi pelaksanaan upacara pemberian jasa kerajaan. Prosesi sakral ini hanya dilakukan untuk anggota keluarga kerajaan tingkat tinggi. Perlu diketahui bahwa penutupan ini tidak berdampak pada destinasi wisata lainnya, seperti taman nasional, pasar malam, dan kuil-kuil lain di Bangkok.
Acara Budaya Tetap Berjalan dengan Penyesuaian
Meskipun Grand Palace dan Wat Phra Kaew ditutup, sebagian besar destinasi wisata di Thailand tetap beroperasi. Festival Loy Krathong, salah satu acara budaya terkenal, tetap dijadwalkan pada 6 November 2025. Namun, festival cahaya Vijit Chao Phraya akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Penutupan sementara ini bukan hanya simbol duka bangsa Thailand, tetapi juga menunjukkan rasa hormat mendalam terhadap simbol monarki yang masih sangat dijunjung tinggi. Selama masa berkabung nasional, kebijakan etika berwisata menjadi penting untuk dipatuhi oleh semua pengunjung.
Aturan dan Etika Saat Berkunjung
Selama 30 hari masa berkabung, seluruh destinasi wisata, restoran, toko, dan layanan transportasi tetap beroperasi. Namun, suasana di tempat umum mengalami penyesuaian. Musik yang diperdengarkan memiliki nada lembut, dekorasi bernuansa monokromatik mendominasi, dan acara publik digelar dengan kesan lebih sederhana.
Pemerintah Thailand meminta seluruh tempat hiburan serta penyelenggara acara publik untuk menyesuaikan diri dengan situasi nasional. Kegiatan pesta atau acara meriah diminta untuk ditunda selama masa tenang sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga kerajaan.
Para wisatawan juga diimbau untuk memahami dan menghormati adat serta perasaan masyarakat lokal. Dalam situasi berkabung seperti ini, perilaku wisatawan menjadi perhatian penting. Wisatawan disarankan mengenakan pakaian sopan dengan warna gelap seperti hitam, abu-abu, atau putih. Warna-warna cerah atau pakaian mencolok dianggap kurang pantas untuk dikenakan di ruang publik selama masa duka.
Selain itu, wisatawan diimbau menjaga sikap dan berbicara dengan tenang di tempat umum. Tidak tertawa keras, bersikap berlebihan, atau menunjukkan kegembiraan yang mencolok bisa dianggap tidak menghormati suasana berkabung. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah larangan keras terhadap komentar negatif atau candaan yang menyinggung keluarga kerajaan.
Thailand memiliki hukum lèse-majesté yang sangat ketat, yang melarang segala bentuk penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap institusi monarki. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat berakibat serius, bahkan bagi warga negara asing. Oleh karena itu, para wisatawan perlu memperhatikan aturan dan norma setempat agar dapat berkunjung dengan nyaman dan tanpa gangguan.
.png)


Posting Komentar