
Era Baru Penerbangan Jarak Jauh
Penerbangan jarak sangat jauh kini memasuki era baru. Sebuah rute baru yang dioperasikan oleh China Eastern Airlines dari Bandara Pudong Shanghai menuju Bandara Ministro Pistaini di Buenos Aires, Argentina, menjadi tanda awal meningkatnya tren penerbangan jarak jauh. Rute ini akan mulai beroperasi pada 4 Desember 2025 dan memakan waktu sekitar 25,5 jam untuk perjalanan satu arah serta 29 jam untuk perjalanan pulang. Selama penerbangan, penumpang dapat melakukan transit selama dua jam di Auckland, Selandia Baru.
Rute ini beroperasi dua kali seminggu, yaitu setiap Selasa dan Jumat. Harga tiket kelas ekonomi berkisar antara USD 1.125 hingga USD 2.254 atau sekitar Rp 25 juta hingga Rp 37,6 juta. Sedangkan untuk kelas bisnis, harga mencapai USD 4.994 atau sekitar Rp 83 juta.
Tren Penerbangan Jarak Jauh yang Berkembang
Selain China Eastern Airlines, Qantas, maskapai penerbangan asal Australia, juga sedang menyiapkan proyek bernama Project Sunrise yang direncanakan beroperasi pada 2026. Proyek ini dinamakan berdasarkan penerbangan ketahanan Perang Dunia II, di mana penumpang bisa melihat fajar lebih dari sekali dalam satu perjalanan.
Dengan pesawat Airbus A350-1000 versi khusus, Qantas akan membuka rute penerbangan non-stop London–Sydney dan Sydney–New York dengan durasi sekitar 20 jam. Sebelumnya, Qantas telah mengoperasikan rute Perth–London dengan durasi sekitar 17,5 jam.
Sementara menunggu dua rute baru tersebut resmi beroperasi, rekor penerbangan terpanjang di dunia masih dipegang oleh Singapore Airlines melalui rute New York (JFK) – Singapura (SIN) dengan durasi hampir 19 jam sejauh 15.349 kilometer. Maskapai ini juga mengoperasikan rute Newark – Singapura dengan durasi serupa, menggunakan Airbus A350-900 Ultra Long Haul tanpa kelas ekonomi, hanya Premium Economy dan Business Class demi kenyamanan.
Rute Penerbangan Jarak Jauh Lainnya
Beberapa rute panjang lain yang populer antara lain New York – Auckland, yang dioperasikan oleh Air New Zealand dan Qantas menggunakan pesawat Boeing 787-9 Dreamliner. Penerbangan ini memakan waktu selama 17 jam 40 menit. Di dalam pesawat tersedia beberapa kursi kelas ekonomi dengan Skycouch, kursi khusus yang bisa ditarik menjadi tempat tidur. Rencananya tahun depan penumpang kelas standar juga akan dapat mencoba Skynest, tempat tidur susun yang dapat direbahkan.
Qantas juga mengoperasikan penerbangan jarak jauh dari Perth ke London. Dengan waktu tempuh 17 jam 45 menit, tanpa transit, menggunakan Boeing 787-9 Dreamliner. Penerbangan ini merupakan penerbangan komersial non-stop pertama.
Emirates melayani penerbangan jarak jauh dari Auckland ke Dubai dengan waktu terbang 17 jam 20 menit. Pesawat yang digunakan adalah Airbus A380, yang menawarkan kelas utama terbaik di dunia serta kelas bisnis yang bisa direbahkan dan kabin kelas standar yang lapang.
Maskapai Air India juga mengoperasikan penerbangan jarak jauh dari San Fransisco ke Bengaluru. Waktu tempuh penerbangan sekitar 17 jam 22 menit dengan menggunakan pesawat Boeing 777-200L.
Kinar Laimaura berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Posting Komentar