P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Kunjungan Wisata Jawa Barat 2026 Diprediksi Naik Tahan Pasar Lokal

Featured Image

Proyeksi Kunjungan Wisata ke Jawa Barat Tahun 2026 Menjanjikan

Proyeksi kunjungan wisata ke Jawa Barat pada tahun 2026 menunjukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan tahun 2025. Salah satu strategi utama yang dijalankan adalah mempertahankan pasar domestik dan tidak bergantung hanya pada satu segmen saja. Hal ini menjadi kunci untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata di wilayah tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat melaporkan bahwa meskipun tingkat hunian kamar hotel mengalami penurunan, kunjungan wisata pada bulan September 2025 justru mengalami kenaikan. Bahkan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui Bandara Kertajati meningkat sebesar 13,85% dibanding bulan sebelumnya. Selain itu, kunjungan wisman melalui stasiun Whoosh juga mencatat peningkatan signifikan. Dalam periode Januari hingga Oktober 2025, jumlah penumpang asing mencapai 335.681 orang, naik sebesar 65,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Sementara itu, kunjungan wisata dari pasar domestik ke Jawa Barat pada September 2025 mencapai 17,03 juta perjalanan atau meningkat 2,30% dibandingkan bulan Agustus. Total kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) selama Januari hingga September 2025 mencapai 158,53 juta. Angka ini merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama sejak tahun 2021. Selain itu, Jawa Barat memberikan kontribusi terbesar untuk kunjungan pariwisata nasional sebesar 17%.

Plt. Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa data kunjungan wisnus didapatkan melalui Mobile Positioning Data (MPD). Di dalamnya tercatat pergerakan pengunjung baik wisnus maupun wisman. MPD mencatat perjalanan yang bukan rutin, dengan minimal stay selama 6 jam. Perjalanan rutin setiap minggu tidak tercatat, meskipun perjalanan dinas bisa dikategorikan sebagai wisata.

Peningkatan Penggunaan Kereta Cepat Whoosh

PT KCIC mencatat bahwa sejak awal operasional pada Oktober 2023, layanan Kereta Cepat Whoosh telah digunakan oleh 600.958 wisatawan asing. Peningkatan ini sejalan dengan tren pertumbuhan pariwisata Indonesia yang terus menunjukkan kinerja positif di berbagai daerah. General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyebut bahwa lonjakan penumpang asing menjadi bukti bahwa Whoosh tidak hanya berperan sebagai moda transportasi cepat, tetapi juga sebagai wajah baru pariwisata Indonesia.

Malaysia menjadi pasar terbesar dengan jumlah penumpang mencapai 264.569 orang atau 44,02% dari total wisatawan asing yang menggunakan Whoosh. Sebagian besar dari mereka memanfaatkannya untuk perjalanan wisata maupun bisnis di kawasan Jakarta dan Bandung.

Strategi Pasar Domestik dan Internasional

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jawa Barat, Daniel Guna Nugraha, menilai bahwa pasar domestik harus dipertahankan agar pariwisata Jawa Barat tetap stabil. Namun, perlu diselaraskan dengan dukungan promosi wisata terhadap pasar wisman. ASITA Jabar telah melakukan pelatihan kepada 160 tour planner untuk mendatangkan kunjungan yang masuk. Para perencana paket wisata ini masih menjadi tantangan dalam pariwisata Jabar, karena kunjungan yang masuk (in bound) jauh lebih sedikit dibanding kunjungan ke luar Jabar (out bound).

Daniel menegaskan bahwa pasar wisman, terutama dari Eropa, memiliki potensi besar. Jika bisa mendatangkan kunjungan ke Jabar, maka otomatis akan berbagi keuntungan dengan pelaku pariwisata di kota-kota sekitarnya. Strategi ini penting agar tidak bergantung pada satu target market saja. Di tengah isu efisiensi selama 2025, industri pariwisata sempat terpukul dengan kebijakan efisiensi pemerintah.

Managing Director Sango Hotel Management Asteria Hesty sepakat bahwa jangan menggantungkan pada satu segmen saja. Ia menyebut bahwa dalam hal government spending, mereka cukup bisa bertahan selama terpaan isu efisiensi. Selain itu, pasar mereka meluas ke ranah individu dan keluarga. Grup ini mengandalkan fasilitas lengkap dan mengangkat kearifan lokal nusantara. Meski belum memiliki hotel di Jawa Barat, Aster percaya bahwa potensi pariwisata Jawa Barat masuk top tier.

Ia mengharapkan kolaborasi bersama pelaku industri pariwisata yang ada di Jawa Barat. Karena saat ini, kolaborasi menjadi kunci agar bisa bertahan bersama di tahun depan.

Posting Komentar

Posting Komentar