
Kolaborasi Internasional untuk Pemberdayaan Perempuan dalam Pariwisata Berkelanjutan
Universitas Muslim Indonesia (UMI) bekerja sama dengan Griffith University Australia mengadakan Simposium Internasional yang bertema "Pemberdayaan Perempuan Sulawesi dalam Pariwisata Berkelanjutan". Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 4 November 2025, dan dijadwalkan berlangsung hingga Rabu, 5 November 2025. Simposium diselenggarakan secara hybrid dan berlangsung di auditorium lantai dua Fakultas Kedokteran UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar.
Simposium ini menjadi momen penting bagi para pemangku kepentingan, akademisi, dan praktisi pariwisata untuk berbagi gagasan, hasil riset, serta strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Rektor UMI, Prof Hambali Thalib, menyampaikan bahwa simposium ini bukan hanya sebagai wadah ilmiah, tetapi juga sebagai ajang sinergi antar perguruan tinggi dalam kerja sama riset bersama, pertukaran mahasiswa, serta pengelolaan komunitas internasional.
“Pendidikan, riset, dan pariwisata berkelanjutan adalah tiga pilar pembangunan yang saling terkait. Perempuan menjadi jembatan yang menghubungkan ketiganya,” ujarnya.
Prof Hambali menekankan peran sentral perempuan dalam membangun fondasi keberlanjutan di berbagai bidang. Ia mencontohkan sejarah kepemimpinan perempuan di UMI, seperti Prof Masrurah Mokhtar, mantan Rektor UMI yang kini menjabat Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI. Menurutnya, warisan kepemimpinan perempuan terus hidup, dengan banyak pimpinan perempuan di berbagai level di UMI, mulai dari wakil rektor, dekan, hingga ketua program studi.
Konsul Australia di Makassar, Todd Dias, menyampaikan bahwa jumlah wisatawan Australia ke Indonesia meningkat signifikan. Pada tahun 2024, lebih dari 1,7 juta wisatawan Australia berkunjung ke Indonesia, dengan nilai keuntungan mencapai 10,1 miliar dolar Australia. Ia menilai Indonesia kini menjadi destinasi wisata paling populer bagi warga Australia.
Todd Dias juga memuji potensi wisata Sulawesi Selatan yang belum banyak diketahui oleh wisatawan asing. Ia mengingatkan pengalaman pribadinya saat berkunjung ke Tanjung Bira 25 tahun lalu, yang masih memukau hingga saat ini. “Orang-orangnya ramah, pantainya indah, dan punya potensi wisata bahari besar,” ujarnya.
Menurut Todd, pariwisata berkelanjutan akan memberi manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat lokal jika dikembangkan dengan melibatkan perempuan. Ia menilai partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata tidak hanya memberikan dampak sosial, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan dan daya tarik destinasi.
Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Perempuan memiliki peran penting dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk pendidikan, riset, dan pariwisata. Dalam konteks pariwisata berkelanjutan, partisipasi perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Di Sulawesi Selatan, khususnya, potensi wisata alam dan budaya sangat besar, tetapi masih perlu dikelola dengan baik agar bisa memberikan manfaat jangka panjang.
Selain itu, perempuan juga menjadi agen perubahan dalam pengembangan komunitas. Melalui pelatihan, pendidikan, dan kesempatan kerja, perempuan dapat menjadi pelaku utama dalam sektor pariwisata. Dengan demikian, pariwisata berkelanjutan tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat struktur sosial dan ekonomi lokal.
Kesimpulan
Simposium Internasional yang digelar UMI dan Griffith University Australia menjadi langkah penting dalam mendorong pemberdayaan perempuan melalui pariwisata berkelanjutan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lintas negara dan institusi. Dengan melibatkan perempuan dalam pengembangan pariwisata, diharapkan akan tercipta keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
.png)


Posting Komentar