
Peningkatan Daya Tarik Wisata di Semarang Pasca-Pandemi
Setelah mengalami penurunan signifikan selama masa pandemi, daya tarik wisata di Kota Semarang menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Suharsono, yang menyebutkan bahwa jumlah destinasi wisata meningkat dari 197 pada tahun 2021 menjadi 258 pada tahun 2022. Meskipun demikian, ia juga mengakui bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Suharsono, angka tersebut menunjukkan bahwa Semarang sedang bangkit kembali setelah masa pandemi. Namun, tantangan utamanya adalah memastikan semua tempat wisata memiliki standar layanan yang merata, higienis, dan inklusif.
Potensi Wisata yang Beragam
Kota Semarang memiliki berbagai potensi wisata yang dapat dikembangkan. Beberapa di antaranya meliputi:
- Sejarah dan Budaya: Seperti Lawang Sewu dan Kota Lama.
- Alam: Termasuk Goa Kreo dan Pantai Marina.
- Religi: Contohnya Masjid Agung dan Gereja Blenduk.
- Pusat Gaya Hidup: Seperti Simpang Lima.
Suharsono menekankan bahwa fokus strategis pariwisata di tahun 2025 akan berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu:
-
Quality Tourism
Menciptakan pengalaman bernilai tambah tinggi dengan standar layanan yang merata. Fokus pada heritage, kuliner, dan waterfront. -
Resilience & Inklusi
Mengembangkan destinasi pesisir yang aman dan bersih, serta mendorong UMKM untuk naik kelas sebagai bagian dari ekowisata yang inklusif. -
Konektivitas & Integrasi Kawasan
Meningkatkan aksesibilitas dan integrasi antar destinasi wisata dalam wilayah kota.
Usulan Kebijakan untuk Pariwisata 2025
Untuk mewujudkan strategi tersebut, Suharsono mengajukan beberapa usulan kebijakan yang diharapkan menjadi prioritas di tahun 2025. Beberapa di antaranya adalah:
- Rancangan paket wisata menginap dan belanja bagi wisatawan.
- Aktivasi rute udara untuk meningkatkan aksesibilitas.
- Sertifikasi pariwisata berkualitas.
- Pembentukan pusat data pariwisata.
Selain itu, Suharsono juga menekankan pentingnya fokus pada kualitas pariwisata agar wisatawan dapat tinggal lebih lama. Ia mengusulkan program inovatif seperti "Two-Night Semarang" dan penciptaan "12 Bulan, 12 Event" agar aktivitas pariwisata tidak hanya terpusat pada musim tertentu saja.
Sinergi Seluruh Stakeholder
Dalam acara Rembug Pariwisata yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pekan ini, Suharsono menilai perlu adanya peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan. Masyarakat diharapkan dapat memberikan aspirasi sebagai bahan utama penyusunan program prioritas pariwisata.
Tujuan utamanya adalah membentuk ekosistem pariwisata di Kota Semarang, mengidentifikasi potensi, serta menyusun prioritas program untuk tahun anggaran berikutnya. Dengan sinergi seluruh stakeholder, visi pariwisata Semarang yang inklusif pasti terwujud.
.png)


Posting Komentar