
Persiapan Pemanfaatan Jembatan Kaca di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) saat ini sedang mempersiapkan mekanisme pemanfaatan jembatan kaca yang akan menjadi salah satu daya tarik utama wisata di kawasan taman nasional. Proses ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari regulasi yang berlaku, setelah jembatan tersebut resmi diserahkan dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Kementerian Kehutanan di Jakarta.
Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa serah terima ini merupakan hasil dari perjanjian kerja sama antara kedua kementerian terkait pengembangan sarana dan prasarana wisata alam. Jembatan kaca beserta fasilitas pendukungnya akan menjadi bagian penting dalam mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru.
“Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk memperkuat daya tarik wisata dan meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujarnya dalam pernyataannya.
Dengan adanya serah terima dokumen kepemilikan, diharapkan sinergi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kehutanan semakin kuat dalam mengelola kawasan konservasi secara berkelanjutan. Kolaborasi ini juga menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis serta memberikan nilai tambah dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Positif Jembatan Kaca terhadap Pariwisata
Pengamat Pariwisata dari Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai bahwa inovasi seperti jembatan kaca akan memperkuat daya tarik destinasi wisata Bromo. Ia menilai bahwa dengan adanya jembatan ini, pariwisata akan berkembang secara lebih berkelanjutan.
Sinergi antar-kementerian dan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata akan menjadi penggerak percepatan pembangunan ekonomi daerah. Joko menegaskan bahwa jembatan kaca ini akan menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kawasan TNBTS.
Data dari Balai Besar TNBTS mencatat jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2024 sekitar 485 ribu orang dengan pendapatan PNBP sebesar Rp 22 miliar. Dengan beroperasinya jembatan kaca, jumlah wisatawan diperkirakan akan terus meningkat, sehingga pendapatan juga akan meningkat.
Prioritas Layanan dan Keamanan Pengunjung
Menurut Joko, peningkatan kunjungan wisatawan harus diiringi dengan peningkatan layanan dan keamanan bagi pengunjung. Hal ini penting agar tidak hanya kunjungan wisatawan nusantara yang meningkat, tetapi juga kunjungan wisatawan mancanegara.
Peningkatan jumlah pengunjung akan berdampak positif pada sektor-sektor ekonomi seperti akomodasi, penyedia makanan dan minuman, serta transportasi. Masyarakat sekitar kawasan TNBTS dan pemerintah daerah akan ikut merasakan manfaatnya.
Selain itu, pengelolaan jembatan kaca harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kenyamanan pengunjung. Dengan demikian, jembatan kaca tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menjadi contoh pengelolaan kawasan konservasi yang optimal.
.png)


Posting Komentar