
Jawa Barat Meraih Peringkat Pertama di Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025
Jawa Barat kembali menorehkan prestasi yang membanggakan di tingkat nasional. Dalam ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025, provinsi ini berhasil meraih peringkat pertama. Pencapaian ini mengalahkan provinsi lain dan diumumkan dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025. Jawa Barat mendapatkan skor total sebesar 69,6, yang jauh lebih tinggi dibandingkan posisi keenam pada edisi sebelumnya.
Selain itu, Jawa Barat juga meraih dua penghargaan spesial yaitu "Special Recognition Award of Muslim Friendly Destination" dan "Best Environment Performance of The Year". Skor lingkungan yang diperoleh mencapai 82,8, menjadikannya sebagai provinsi dengan skor tertinggi di tingkat nasional.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Iendra Sofyan, menyampaikan bahwa pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan strategi pemerintah provinsi dalam memperkuat fondasi pariwisata ramah Muslim. Ia menekankan bahwa hal ini juga merupakan wujud nyata sinergi lintas sektor yang berjalan baik di bawah kerangka ACES (Access, Communication, Environment, Services).
“Skor lingkungan yang unggul ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah provinsi terhadap kebijakan pariwisata Halal, tingginya volume kunjungan wisatawan domestik maupun internasional, serta praktik pariwisata berkelanjutan yang kokoh,” ujar Iendra dalam acara PressTalk di Gedung Sate, Jumat 10 Oktober 2025.
Iendra menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir, Jawa Barat selalu berada di posisi keenam. Namun, dalam penilaian kali ini, dengan turunnya Wakil Gubernur dan dirinya sendiri, Jawa Barat berhasil meraih peringkat pertama. Penghargaan ini meliputi tiga aspek utama, yaitu komunikasi, atraksi, dan kesiapan sarana prasarana (akses).
Tidak hanya itu, Jawa Barat juga menunjukkan performa pelayanan yang solid dengan peringkat ketiga dan skor 75,7. Di bidang komunikasi, Jawa Barat mendapat peringkat ketiga dengan skor 67,5. Selain itu, provinsi ini didukung oleh ketersediaan restoran halal yang luas, warisan budaya yang kaya, serta fasilitas yang memadai di hotel dan bandara untuk wisatawan Muslim.
“Komitmen ini semakin nyata dengan ditunjuknya kawasan Bandung Raya dan Cirebon Raya sebagai area proyek percontohan untuk implementasi RIDA Impact Score (RIS), sebuah kerangka kerja yang mengukur praktik etis, pengalaman mendalam, inovasi digital, dan jaminan layanan (Assured),” papar Iendra.
Menurut Iendra, prestasi ini merupakan hasil dari sinergi multipihak yang kuat di Jawa Barat, termasuk akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Pemprov Jabar juga telah menunjukkan langkah konkret melalui program andalan Smiling West Java Muslim Friendly Tourism (SWJ-MFT), yang diluncurkan pada tahun 2024.
“Program ini merupakan program pemeringkatan tingkat provinsi pertama di Indonesia dalam penerapan instrumen Pariwisata Ramah Muslim. Dukungan ekosistem halal yang terintegrasi tak lepas dari peran sektor-sektor terkait,” katanya.
Kolaborasi antara Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Telkom University telah melahirkan HalalBot, Chatbot berbasis Deep Learning yang membantu wisatawan Muslim merencanakan perjalanan yang aman dan nyaman. Ini menunjukkan dukungan digitalisasi yang kuat.
Selain itu, komitmen terhadap jaminan produk juga terlihat jelas, di mana Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah produk bersertifikat halal terbanyak di Indonesia, yaitu sekitar 1,3 juta produk. Produk-produk ini secara langsung mendukung sektor UMKM/Koperasi dan perdagangan.
Meskipun kriteria akses (konektivitas dan infrastruktur jalan) masih berada di peringkat sepuluh, Jawa Barat memiliki infrastruktur yang solid. Peningkatan accessibilitas telah diidentifikasi sebagai area strategis untuk mendorong potensi pariwisata lebih jauh.
“Prestasi ini tidak lepas dari sinergi pemerintah, akademisi, pelaku industri pariwisata, media serta masyarakat Jawa Barat. Tim Disparbud dan EHTC mulai mematangkan konsep pariwisata ramah muslim di 2024 dan membawakan hasil maksimal hari ini,” ungkap Iendra.
Dengan peningkatan ranking IMTI 2025 ini, Iendra berharap agar posisi Jawa Barat sebagai destinasi wisata ramah Muslim unggulan di Indonesia semakin kuat. Ia ingin terus meningkatkan kenyamanan, kemudahan, dan jaminan layanan sesuai prinsip pariwisata ramah Muslim.
“Hal ini sekaligus menjadi dorongan untuk terus memupuk sinergi antar pemangku kepentingan dalam mengembangkan ekosistem pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan citra positif Jawa Barat,” pungkasnya.
.png)


Posting Komentar