P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Lewat Acara, Kemenpar Jadikan Musik Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata

Featured Image

Peran Musik Tradisional dalam Pariwisata Indonesia

Musik tradisional memainkan peran penting dalam menarik wisatawan ke berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam Kharisma Event Nusantara (KEN), sebuah program yang digelar oleh Kementerian Pariwisata. Dalam sesi diskusi Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 di Jakarta, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan bahwa musik etnik dan bernuansa daerah menjadi daya tarik utama dalam event-event yang diselenggarakan.

“Musik ini menjadi salah satu agenda yang kami siapkan untuk KEN. Kami ingin menjadikan musik dari daerah atau musik etnik sebagai daya tarik wisata di Indonesia,” ujar Ni Luh Puspa.

KEN bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata melalui berbagai acara budaya yang berasal dari kearifan lokal. Tahun ini, KEN menghadirkan sebanyak 110 event yang telah dikurasi oleh para ahli, dengan fokus pada kearifan lokal. Acara ini diselenggarakan di 38 wilayah di seluruh Indonesia, mencerminkan keragaman budaya yang ada di negara ini.

Dalam KEN 2024 lalu, jumlah pengunjung mencapai lebih dari 8,4 juta orang, meningkat sebesar 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, acara ini juga melibatkan sekitar 29.000 UMKM, 74.000 pekerja event, dan lebih dari 172.000 pelaku seni. Dari segi ekonomi, KEN 2024 memberikan dampak signifikan dengan perputaran uang sebesar Rp13,5 triliun dan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp238,2 miliar.

Berdasarkan hasil tersebut, Ni Luh Puspa menekankan bahwa gelaran musik dan budaya dalam KEN dapat menjadi kekuatan utama dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Ia juga mengajak asosiasi perhotelan Indonesia untuk memutar musik tradisional di berbagai hotel sebagai upaya memperkenalkan budaya Indonesia lewat musik.

Selain itu, Ni Luh menyebutkan bahwa pihaknya mendorong pengembangan paket-paket wisata musik, seperti yang sudah ada di kota Ambon, Maluku. Kota ini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota Musik Dunia sejak 2019, sehingga menjadi contoh sukses dalam menggabungkan musik dan pariwisata.

Untuk semakin memperkuat pengembangan pariwisata berbasis budaya, Ni Luh Puspa juga mendorong penyelenggaraan festival musik skala nasional maupun global. Festival-festival ini diharapkan bisa menjadi penggerak utama dalam mengembangkan paket wisata yang berbasis komunitas dan budaya.

Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan musik tradisional tidak hanya menjadi bagian dari hiburan, tetapi juga menjadi alat promosi yang efektif dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Dengan demikian, musik akan menjadi jembatan antara budaya dan pariwisata, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Posting Komentar

Posting Komentar