
Target Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai antara 14,6 juta hingga 16 juta kunjungan pada akhir 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun lalu, di mana jumlah kunjungan wisman mencapai 13,9 juta.
Airlangga menyatakan bahwa sektor pariwisata merupakan pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, sektor ini juga menjadi penggerak utama dalam menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekonomi kreatif, serta meningkatkan devisa negara. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat ekosistem pariwisata melalui sinergi lintas sektor, pembangunan infrastruktur pendukung, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penerapan green tourism dan digitalisasi.
Data Kunjungan Wisatawan pada Agustus 2025
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus 2025 mencapai 1.505.220 kunjungan. Angka ini meningkat sebesar 1,61% secara bulanan (month to month) dan 12,33% secara tahunan (year on year). Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman sejak Januari hingga Agustus 2025 mencapai 10.026.745 kunjungan, naik 10,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski angka ini menunjukkan peningkatan, jumlah kunjungan masih belum mencapai tingkat sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 10.713.953 kunjungan. Berdasarkan kebangsaan, kunjungan wisman terbanyak berasal dari Malaysia dengan 229.700 kunjungan atau 15,3% dari total kunjungan. Diikuti oleh Australia dengan 156.700 kunjungan (10,35%) dan Tiongkok dengan 140.700 kunjungan (9,3%).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M.Habibullah menjelaskan bahwa kunjungan wisman melalui pintu masuk utama mencapai 1.335.096 kunjungan, sedangkan melalui pintu masuk perbatasan mencapai 170.124 kunjungan.
Perkuatan Sistem Refund dan Transformasi Digital
Isu refund perjalanan menjadi salah satu fokus utama di sektor pariwisata tahun ini. Pemerintah berupaya membangun ekosistem travel yang transparan dan akuntabel. Digitalisasi dinilai sebagai kunci untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap industri perjalanan pasca-pandemi.
PT Traventour Indonesia memperkuat sistem refund dan melakukan transformasi digital menyeluruh. Proses ini dimulai dengan verifikasi data pelanggan dan nilai pengembalian dana, yang kemudian diselesaikan sesuai antrean. Perusahaan juga meluncurkan sistem refund digital terintegrasi, memungkinkan pelanggan memantau status pengembalian dana secara real time.
CEO Traventour, Nurul Kamariah, menjelaskan bahwa proses transformasi ini dilakukan dengan prinsip keadilan dan keterbukaan. Setiap pengajuan ditangani secara profesional, transparan, dan konsisten. Percepatan proses refund didukung oleh tim khusus yang bekerja lintas divisi dan langsung terhubung dengan sistem digital internal.
Pengembangan Destinasi dan Layanan Pelanggan
Selain fokus pada refund dan digitalisasi, Traventour juga memperluas destinasi ke Asia Tengah, termasuk Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Destinasi ini diminati karena kombinasi budaya, sejarah Jalur Sutra, dan panorama alam autentik.
Paket wisata “4 Stan” dirancang sebagai perjalanan edukatif dan spiritual yang mengikuti tren global meaningful travel. Perusahaan tetap menghadirkan paket populer ke Jepang, Korea, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Labuan Bajo. Traventour juga memperkuat kemitraan global dan layanan pelanggan berbasis digital sebagai bagian dari strategi membangun ekosistem travel transparan dan berstandar internasional.
.png)


Posting Komentar