P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Kemenpar Harap Pemkab Lembata Jaga Budaya dan Adat Desa Wisata Atakore

Featured Image

Pemerintah Kabupaten Lembata Diminta Lebih Serius dalam Pengembangan Wisata Budaya

Pemerintah Kabupaten Lembata diharapkan lebih serius dalam menyiapkan atraksi seni dan budaya agar menjadi daya tarik wisata yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke daerah ini. Dalam acara tertentu, seorang pejabat menyampaikan harapan bahwa Lembata tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pemain dalam industri pariwisata.

Dwi Marhen Yono, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II sekaligus Plt Direktur Utama BPOLBF, menyampaikan bahwa kekayaan budaya serta keindahan desa wisata merupakan jantung dari pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di masa mendatang. Ia menekankan pentingnya menjaga, merawat, dan menyajikan keindahan Desa Wisata Atakore sebagai atraksi yang menarik bagi wisatawan.

Menurutnya, esensi dari wisata adalah kebahagiaan. Ketika wisatawan datang dan bahagia, maka kita pun turut bahagia. Sebaliknya, jika wisatawan kecewa, tentu kita juga akan merasakan hal yang sama. Oleh karena itu, pengelolaan wisata harus dilakukan dengan penuh perhatian dan kepedulian terhadap nilai-nilai budaya yang ada.

Setelah pembukaan Kharisma Event Nusantara (KEN): Festival Lamaholot yang digelar pada Selasa 7 Oktober 2025, Pemkab Lembata melanjutkan rangkaian kegiatan festival di Desa Atakore. Kegiatan tersebut bukan sekadar acara tambahan, tetapi bagian utama dari keseluruhan festival yang menampilkan beragam pertunjukan tari dan budaya oleh warga desa dari berbagai suku di Lembata.

Pelaksanaan lanjutan Festival Lamaholot ini menjadi wujud komitmen Pemkab dan masyarakat Lembata untuk menunjukkan kepada publik bahwa daerah ini tak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki desa wisata dengan warisan seni dan budaya yang sarat makna serta nilai sejarah.

Wakil Bupati Lembata Muhamad Nasir Laode menyampaikan bahwa Pemkab Lembata kini tidak hanya berfokus pada promosi wisata alam, tetapi juga mengembangkan wisata desa dan wisata budaya. Ia menegaskan bahwa saat ini orang melihat Indonesia bukan hanya dari pantai dan keindahan alamnya, melainkan dari keindahan budaya serta desa wisatanya.

Skala prioritas ke depan adalah bagaimana mempromosikan budaya dan desa wisata Lembata di tingkat nasional maupun internasional. Ia menambahkan bahwa kekayaan adat dan seni budaya yang dimiliki Lembata akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan dan harapan bersama dalam pengembangan pariwisata daerah.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Asisten II Pemkab Lembata, Pater Pataries, pimpinan OPD, camat, kepala Desa Atakore, tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, serta masyarakat Desa Atakore. Rangkaian Festival Lamaholot di Desa Atakore menampilkan sejumlah tarian khas Lembata, di antaranya Tari Sole Oha — tarian rakyat suku Lamaholot yang dimainkan dalam lingkaran dan diiringi syair adat sebagai ungkapan rasa syukur serta penghormatan kepada Tuhan, sekaligus mempererat persaudaraan.

Selain itu juga ditampilkan Tari Beku, tarian tradisional yang menggambarkan kisah perjuangan leluhur. Melalui tari ini, masyarakat Lembata mengekspresikan rasa syukur atas keselamatan dan keberhasilan bertahan dari berbagai musibah, termasuk bencana air bah. Beberapa wisatawan asing dari Jerman, Polandia, dan Belanda turut hadir menikmati sajian atraksi budaya tersebut. Mereka mengaku terhibur dan terkesan dapat menyaksikan langsung keindahan tarian khas masyarakat Lembata yang sarat nilai dan makna.

0

Posting Komentar