P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Muang Jong 2025: Keajaiban Wisata di Tanjung Kelayang

Featured Image

Tradisi Muang Jong di Desa Keciput Menarik Perhatian Wisatawan

Tradisi adat Muang Jong, yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Keciput, Sijuk, Belitung, telah sukses menarik perhatian besar dari berbagai kalangan, termasuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Acara ini menjadi salah satu perayaan budaya yang kental akan nilai-nilai kearifan dan tradisi masyarakat setempat.

Puncak acara tahun 2025 berlangsung dengan khidmat di Pantai Tanjung Kelayang pada hari Kamis pagi (09/10/2025). Sebelum prosesi utama dimulai, masyarakat menggelar ritual "Selamat Laut" di tepi pantai. Dalam acara ini, para tetua adat atau dukun kampong dari Desa Keciput memimpin pembacaan doa untuk memohon keselamatan dan perlindungan bagi masyarakat saat beraktivitas di laut.

Setelah itu, perahu kecil yang disebut 'Jong' diangkat dan dibawa oleh kapal nelayan menuju tengah laut. Di tengah lautan, ritual dilanjutkan dengan lantunan doa yang bertujuan agar masyarakat diberikan keselamatan dan rezeki yang berlimpah dalam mencari nafkah di laut. Setelahnya, Jong dilarungkan sebagai simbol persembahan kepada alam dan Tuhan. Para warga kemudian kembali ke daratan setelah prosesi selesai.

Makna dan Pentingnya Tradisi Muang Jong

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Belitung, Syamsuddin, yang mewakili Bupati, menjelaskan bahwa Muang Jong merupakan upacara tradisional turun-temurun dari Suku Sawang. Ritual ini memiliki makna mendalam sebagai bentuk permohonan perlindungan terhadap bencana alam saat mengarungi lautan untuk menangkap ikan.

Syamsuddin menekankan pentingnya pelestarian budaya ini, serta mengajak masyarakat Belitung untuk terus melestarikan tradisi luhur yang menjadi ciri khas dan daya tarik budaya daerah. Ia menyampaikan bahwa apa yang kita nikmati saat ini adalah warisan serta titipan untuk anak-cucu kita nanti. Karena itu, harus kita rawat dan lestarikan.

Festival Muang Jong 2025 yang Meriah

Festival Muang Jong 2025 sendiri telah berlangsung sejak tanggal 1 hingga 9 Oktober 2025. Selama periode tersebut, berbagai kegiatan pendukung digelar, seperti bazar UMKM, lomba-lomba, penampilan seni, dan kegiatan bersih-bersih pantai. Semua kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya lokal kepada masyarakat luas.

Acara puncak ditutup dengan penampilan spesial tari kolosal berjudul Bangsal de Laot. Tarian ini mengisahkan kehidupan Suku Sawang di masa lalu, yang menjadi representasi dari sejarah dan kearifan budaya masyarakat setempat. Penampilan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang sudah ada sejak dulu.

Masa Depan Budaya Lokal

Dengan adanya acara seperti Muang Jong, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebudayaan mereka sendiri. Budaya bukan hanya sekadar warisan masa lalu, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat untuk masa depan. Melalui kegiatan ini, masyarakat bisa belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, kepercayaan, dan kerja sama yang menjadi inti dari kehidupan masyarakat adat.

Dengan melibatkan generasi muda dalam berbagai kegiatan, diharapkan budaya lokal tidak hanya dilestarikan, tetapi juga berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini akan memastikan bahwa warisan budaya yang sudah ada dapat terus hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat di masa mendatang.

0

Posting Komentar