
Petualangan Pesepeda Malang yang Menjelajahi Eropa
Seorang pesepeda asal Malang, Jawa Timur, Adi Pranoto, yang akrab dipanggil Jojok, mengambil langkah besar dalam hidupnya dengan melakukan perjalanan keliling Eropa menggunakan sepeda. Dengan tekad yang kuat, ia memulai perjalanannya dari kota Duesseldorf, Jerman, dan berakhir di Milan, Italia. Perjalanan ini menjadi salah satu cerita inspiratif yang menarik perhatian banyak orang.
Jojok menjelajahi Eropa selama beberapa bulan, melewati beberapa negara seperti Jerman, Prancis, Swiss, dan akhirnya sampai di Italia. Ia bersama rekan sepedanya, Dirk, yang berasal dari Austria. Mereka menjelajahi dua jalur pegunungan terkenal di Swiss, yaitu Grimselpass dan Nufenenpass, dengan ketinggian masing-masing mencapai 2164 meter dan 2478 meter. Suhu di malam hari bisa turun hingga nol derajat Celsius, membuat perjalanan semakin menantang.
Perjalanan ini merupakan pengalaman pertama Jojok ke Eropa. Sebelumnya, ia dikenal sebagai penjual mie di Malang. Namun, ia memiliki impian untuk menjelajah dunia dengan sepeda. Rumahnya di Malang menjadi tempat singgah bagi para pesepeda dari berbagai belahan dunia. Melalui aplikasi Warmshower, banyak pesepeda lokal maupun internasional yang pernah singgah di rumah Jojok.
Salah satu pasangan yang pernah singgah adalah Marielle dan Henning, yang berasal dari Duesseldorf. Mereka memberikan dukungan moral kepada Jojok untuk melakukan perjalanan ke Eropa. Marielle bahkan menggalang dana melalui situs Gofundme pada Desember 2023. Hingga November 2024, dana yang terkumpul mencapai sekitar 3.000 Euro atau setara Rp 57 juta. Uang tersebut digunakan oleh Jojok untuk membeli sepeda Polygon Path X5, yang merupakan kombinasi antara sepeda balap dan sepeda gunung.
Di Duesseldorf, Jojok tinggal di rumah Marielle dan Henning. Ia juga sempat bertemu dengan sahabat-sahabat pesepeda lainnya yang pernah berkunjung ke Malang. Meskipun tidak semua dari mereka bisa menemui Jojok karena lokasi rumahnya tidak berada di jalur yang ia lalui, mereka tetap memberikan dukungan.
Selama perjalanan, Jojok tidak menginap di hotel. Ia lebih memilih mendirikan tenda atau menginap di rumah singgah yang bergabung dalam aplikasi Warmshowers. Beberapa kali ban sepedanya bocor, namun hal itu tidak menghentikan semangatnya. Ia bahkan sempat merasa ragu ketika memasuki Swiss. Namun, Dirk, yang menjadi teman sepedanya, membantu dan memberinya motivasi.
Dirk, yang juga menjadi pemandu di Swiss, percaya bahwa Jojok mampu melewati tantangan ini. "Adi sudah pernah melalui jalur pegunungan menuju Bromo, saya kira dia juga akan kuat," ujar Dirk.
Di Milan, Jojok akhirnya menyelesaikan perjalanannya. Ia kembali ke Indonesia pada 8 Oktober 2025. Perjalanan ini bukan hanya tentang menjelajahi wilayah baru, tetapi juga tentang menghadapi rintangan, membangun hubungan, dan menginspirasi orang lain.
Kisah Jojok menunjukkan bahwa dengan tekad dan dukungan dari orang-orang sekitar, seseorang dapat mencapai tujuan yang tampaknya sulit. Perjalanan ini menjadi contoh nyata bahwa perahu kecil pun bisa menembus lautan.
.png)


Posting Komentar