
Potensi Wisata Religi dan Alam di Lamongan
Lamongan tidak hanya dikenal dengan kuliner khasnya seperti soto ayam atau pecel lele, tetapi juga memiliki kekayaan wisata alam dan sejarah yang menarik. Selain keindahan Goa Maharani dan pesona Pantai Tanjung Kodok, kota ini juga menjadi tempat peristirahatan salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Drajat. Kini, pemerintah setempat sedang berupaya menggali potensi wisata religi yang bernilai historis. Tujuannya adalah memberikan berbagai pilihan destinasi bagi pengunjung agar tidak monoton dalam berwisata.
Salah satu lokasi yang sedang dikembangkan adalah Makam Sendang Duwur. Meskipun terletak sejauh 68,1 km atau sekitar 1 jam 48 menit dari pusat kota Gresik, makam ini memiliki ciri khas yang berbeda dari makam biasanya. Di sini, dimakamkan tokoh bernama Raden Noer Rahman, yang merupakan penyebar agama Islam di Lamongan pada masa transisi Hindu-Islam di Nusantara.
Menurut informasi yang tersedia, Raden Noer Rahman adalah putra dari Syeikh Abdul Kohar asal Baghdad dan menikah dengan Dewi Sukarsih, putri dari Tumenggung Sedayu Raden Joyo Sasmito. Nama "Sendang Duwur" berasal dari desa yang terletak di atas bukit Amitunon. Konon, Sunan Sendang memiliki keistimewaan mampu memindahkan masjid dalam waktu satu malam. Masjid tersebut kini berada di sisi kiri gerbang masuk kompleks makam dan masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga saat ini.
Paduan Wisata Religi Bersejarah dengan Pemandangan Alam yang Memukau
Saat memasuki kompleks makam, pengunjung akan disambut oleh gapura candi bentar yang dihiasi ukiran khas Majapahit. Di sekitar area ini, terdapat makam-makam kuno dengan nisan bertuliskan angka 14-15M dalam huruf hijaiyah. Menurut penelitian yang dilakukan Wiandik, hal ini menunjukkan tahun kematian dan pengaruh Islam di wilayah Lamongan.
Sunan Sendang dimakamkan tepat di belakang masjid Sendang Duwur yang berada di puncak bukit. Sepanjang perjalanan dari gapura menuju makam, peziarah akan melewati jalan setapak yang berada di lereng bukit kapur dengan makam-makam kuno di sebelah kanan dan kiri. Sebelum memasuki bangunan makam, peziarah harus melewati gapura penuh ukiran yang dibuat pendek agar para peziarah harus menunduk sebagai tanda penghormatan.
Setelah itu, peziarah harus menaiki puluhan anak tangga untuk mencapai bangunan makam yang terletak di atas bukit. Tempat ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Jika kamu berencana berkunjung ke Lamongan, sangat disarankan untuk mampir ke makam ini. Pengalaman wisata religi dan sejarah yang unik serta pemandangan alam yang indah membuat tempat ini layak dikunjungi. Totally worth it!
Posting Komentar